Asmat,PapuaLink.Id – Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kabupaten Asmat menggelar workshop mekanisme perlindungan anak melalui adat dan agama selama dua hari (26-27 September) yang berlangsung di ruang rapat BP4D, Senin(26/9/22) Kemarin.
Kabid PPA Kabupaten Asmat, Margaretha Wabiser dalam sambutannya mengatakan sebagai garda terdepan pelindung nilai-nilai budaya dan kearifan lokal nusantara, perempuan adat juga memiliki peran besar dalam ketahanan ekonomi.
Margaretha mengaku khusus kasus anak juga belum memiliki rekam menajemen kasus. Hal itu terbukti dari masih banyak kasus kekerasan terhadap anak yang diselesaikan menggunakan media adat dan agama tanpa menggunakan atau merujuk ke hukum positif.
“Selain itu penanganan di tingkat masyarakat perlu di rujuk ke layanan yang sudah tersedia baik di tingkat kabupaten kota dan Provinsi. Hal ini perlu didukung oleh Peraturan daerah yang memastikan adanya jalur rujukan dan integrasi layanan perlindungan anak mulai dari tingkat masyarakat kampung termasuk integrasi satu tungku tiga batu (Adat, Agama, dan Pemerintah),” kata Margaretha saat membuka worskhop.
Margaretha menyebut workhop seperti ini sangat penting digelar di Kabupaten Asmat agar terciptanya sebuah mekanisme pencegahan dan penanganan kekerasan terhadap anak di tingkat masyarakat.
“Melalui adat dan agama diharapkan dapat memastikan upaya perlindungan anak secara cepat, tepat, komprehensif dan integratif. Karena kita tahu bahwa peran adat dan agama sangat penting dalam membantu Pemerintah dalam menjaga melindungi anak,dari aspek keagamaan sangat di harapkan agar adanya pedoman yang mengatur bagaimana anak itu dapat dilindungi ketika mendapatkan tindakan kekerasan,” tandas Margaretha.(Redaksi)