Jakarta,PapuaLink.Id – Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas dengan resmi membuka Pesta Paduan Suara Gerejani (Pesparani) Katolik tingkat Nasional III di Beach City International Stadium, Jakarta, pada Sabtu (28/10) malam.
Pembukaan Pesparani Nasional III Ditandai dengan peletakan telur oleh Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas didampingi Ketua Panitia Sebastian Salang. Peletakan telur disebut sebagai symbol perdamaian.
“Dengan mengucapkan rasa syukur dan bangga yang luar biasa Pesparani ke III tahun 2023 secara resmi saya nyatakan dibuka. Mudah-mudahan Persparani mempertebal kecintaan kita terhadap agama, bangsa dan negara,” ucap Menag Yaqut.
Ketua Panitia Pesparani Sebastian Salang mengatakan, ajang tersebut merupakan aktivitas sosial keagamaan Katolik.
“Melalui aktivitas ini, umat Katolik dapat ambil bagian dalam pembangunan nasional dengan turut serta membangun karakter anak bangsa,” ucap Sebastian.
Menurutnya, pembangunan karakter bangsa adalah salah satu titik fokus pembangunan yang tidak kalah pentingnya dari program pembangunan yang bersifat fisik.
Pesparani juga merupakan sarana pertemuan terbesar untuk umat Katolik di Indonesia.
“Pesparani bukan sebagai ajang kompetisi atau perlombaan dalam memperebutkan juara melainkan sebagai peningkatan iman dan taqwa bagi umat Katolik,” jelasnya mantap.
Ia menyatakan, Pesparani Katolik tingkat nasional III di Jakarta akan mengusung nilai-nilai kebersamaan demi terciptanya Kedamaian.
Pesparani sebagai event keagamaan juga menjadi sarana pembinaan hidup keagamaan, modernisasi beragama dan penanaman nilai-nilai kebangsaan.
Mengusung tema “Kebersamaan dalam keberagaman” sebagai semboyan untuk bergerak bersama membangun citra bangsa dan semangat bersama mewujudkan Indonesia maju dan sejahtera.
Tahun 2023 ini merupakan kegiatan Pesparani Katolik tingkat nasional ketiga yang dilaksanakan di Jakarta.
Setelah Pesparani Katolik tingkat nasional I dilaksanakan di kota Ambon tahun 2018, Pesparani Katolik tingkat nasional II di kota Kupang pada Tahun 2022.
Sementara itu Uskup Agung Ignatius Kardinal Suharyo, dalam sambutannya mengatakan bahwa Pesparani pertama selalu dilaksanakan pada 28 Oktober karena bertepatan dengan Hari Sumpah Pemuda.
“Bagi saya sendiri dan umat Katolik ini memiliki pesan makna istimewa, ketika kami mengadakan Pesparani menyanyikan lagu gereja kami ingin memuliakan Tuhan dan kami juga ingin menujukkan cinta akan tanah air,” tuturnya.
Dengan merayakan Pesparani pada 28 Oktober, menunjukkan bahwa umat Katolik sungguh ingin merawat dan tanggung jawab terhadap sejarah bangsa Indonesia.
Pesparani diselenggarakan atas kerja sama Direktorat Jenderal Bina Masyarakat Katolik dengan Lembaga Pembinaan dan Pengembangan Pesparani Katolik Nasional (LP3KN).
Pesparani Katolik adalah aktivitas seni budaya masyarakat Katolik dalam bentuk pagelaran dan lomba musik liturgi dan nyanyian.
Diikuti kontingen dari 38 provinsi yang terdiri dari peserta lomba, dirigen, pelatih, organis, dan ofisial.
Setiap kontingen mengirimkan maksimal 250 orang. Dengan total berjumlah 7.500 peserta.
Papua sendiri mengikuti seluruh cabang lomba, yaitu 13 mata lomba.(Redaksi)