Jayapura,PapuaLink.id, – Usai disahkan pembentukan Undang Undang Daerah Otonomi Baru di Papua yang telah di sahkan oleh DPR RI di Jakarta.
Ketua Mejelis Ulama Indonesia (MUI) Provinsi Papua, K.H. Faisal Islam Al Payage, menyatakan dukungan kepada Kepala Kejaksaan Tinggi (Kajati) Papua, Nikolaus Kondomo menjabat karateker Gubernur Papua Selatan.
Menurut Payage, ada beberapa alasan Nikolaus Kondomo untuk menjadi Karataker, menurutnya , Nikolaus merupakan putra asli Papua Selatan, di mana ayah dan ibunya adalah asli dari Papua Selatan, dan tidak ada campuran dari daerah luar.
Dan yang menjadi alasan berikutnya, sesuai tuntutan dari UU Otsus bagi Papua berdasarkan Inpres Nomor 9 tahun 2021 tentang percepatan pembagunan bagi Provinsi Papua, termasuk percepatan dalam mewujudkan orang asli Papua untuk memimoin daerahnya.
“Hal ini sesuai amanat UU No 21 tahun 2001 atas perubahan ke dua, jadi sangat tidak tepat jika Pemerintah Pusat dalam hal ini Mendagri menunjuk karataker dari orang dari daerah lain atau dari pusat untuk menjabat karateker di Papua Selatan, dan kami sangat tidak inginkan itu terjadi karena itu akan mencederai amanat UU Otsus,” kata Payage, Pada Selasa (5/7).
Payage menjelaskan, salah satu tujuan pemekaran Provinsi Papua untuk memberikan ruang bagi putra asli Papua dalam menduduki jabatan penting, sebagai pemimpin di daerah, sehingga masyarakat asli Papua bisa bersama-sama mendukung pembangunan bagi kesejahteraan masyarakat di Provinsi papua, khususnya di Papua Selatan.
“Hak hak orang asli Papua harus diwujudnyatakan dalam mengimplementasikan Otsus itu sendiri, ini yang Pemerintah Pusat harus perhatikan. Dan Nikolaus Kondomo dinilai sangat tepat untuk ditetapkan menjadi karataker Gubetnur Papua Selatan, karena telah menguasai semua aspek dan beliau anak asli Papua Selatan,” tekan Payage.
Masih dikatakan Payage, Nikolaus Kondomo juga merupakan ASN dan memiliki karir yang sangat profesional. “Beliau ini bukan orang yang ujug-ujug jadi Kajati Papua, tapi sudah melewati proses atau tahapan karir mulai dari bawah. Dia adalah seorang anak asli Papua yang bisa menduduki jabatan tinggi sebagai seorang Kajati dan ini merupakan suatu sejarah yang luar biasa selama Papua bergabung dalam NKRI,” terangnya.
Selama ini dalam catatan sejarah dan catatan Payage, orang Papua atau orang asli Papua yang menjabat Kajati Papua baru Nikolaus Kondomo.
“Dia mewakili orang asli Papua untuk membuktikan bahwa orang Papua juga bisa,” tegasnya.
Ia optimistis segudang pengalaman yang dikantongi Nikolaus Kondomo itu bisa membangun Papua Selatan lebih maju lagi.
“Karena itu adalah harapan seluruh masyarakat Papua, termasuk kami para tokoh agama,” bebernya.
Payage juga menjuluki Nikolaus Kondomo sebagai tokoh lintas agama, lantaran eksistensinya turut mempersatukan umat beragama di Papua.
Menurut Payage lagi, kendati Nikolaus soorang Kajati, tetapi sangat piawai membangun komunikasi yang baik dalam lintas umat beragama.
“Ya, beliau memang seorang katolik yang sangat fanatik tetapi beliau membangun komunikasi yang baik dengan para pemuka agama para tokoh agama seperti kami yang ada di muslim kemarin.
Dia juga pernah membuat kegiatan lintas agama halal bihalal lintas agama tahun 2019. Saat itu dia sebagai ketua umum panitia dan juga seluruh pendanaan dihandle oleh beliau,” ucap Payage.
Lebih jelas tidak ada alasan untuk tidak mendukung Nikolaus Kondomo sebagai pemimpin yang menyiapkan seluruh tahapan pelaksanaan birokrasi dan sebagainya di Provinsi Papua Selatan hingga dinyatakan definitif.
“Jadi di Papua kita harus punya tokoh seperti sosok Nikolaus Kondomo yang bisa masuk ke seluruh pihak dan juga berkomunikasi dengan baik jadi tidak hanya monoton di satu kelompok saja. Danseluruh tokoh di Papua sudah sepakat mendukung, baik MUI, FKUB, tokoh paguyuban dan NU, LMA di Papua Selatan,” tandas Payage. (Redaksi)