Asmat,PapuaLink. Id — Produktivitas perikanan tangkap di Kabupaten Asmat, Papua Selatan mencapai 800 ton per tahun.
Hal ini diungkapkan Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Asmat, Sukartono Hadi.
Kata dia, hasil perikanan tersebut dipasarkan keluar Asmat di antaranya ke Surabaya dan Jakarta.
“Hasil perikanan tangkap di Asmat yang dipasarkan keluar daerah adalah ikan campuran, di antaranya ikan kakap, kuru, bawel, dan gulama,” kata Sukartono Hadi saat ditemui di ruang kerjanya, Rabu (31/7/2024).
Menurut Sukartono Hadi, perairan Asmat memiliki potensi yang luar biasa dari sisi produktivitas. Hasil perikanan yang dipasarkan ke Surabaya dan Jakarta itu berkontribusi terhadap pendapatan asli daerah (PAD) Pemerintah Kabupaten Asmat.
“Rata-rata produksi perikanan tangkap Asmat dalam setahun itu 800 ton. Itu ikan campuran hasil tangkapan dari laut Arafura, daerah pesisir, dan sungai-sungai di wilayah Asmat.
Daerah fishing ground Asmat itu di wilayah 718 mulai dari Semendoro ke arah Omor, Distrik Pulau Tiga. Daerah tersebut potensi perikanannya luar biasa,” katanya.
Selain ikan campuran, kata Hadi, hasil perikanan lainnya yang berpotensi dikembangkan adalah gelembung ikan kakap cina, kuru dan gulama.
Organ dalam ikan yang berbentuk kantong selaput ini memiliki nilai jual yang cukup tinggi.
Apa lagi, bisnis gelembung ikan di Asmat cukup mendongkrak perekonomian masyarakat di daerah pesisir.
“Berdasarkan data kami, ada delapan pengusaha atau pengumpul gelembung ikan. Mereka mengumpulkan gelembung ikan langsung dari masyarakat. Ada transaksi di sana, sehingga itu ikut mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat. Mereka juga berkontribusi terhadap penerimaan atau pendapatan daerah Asmat melalui retribusi,” ujarnya.
Kepiting Juga Jadi Potensi Unggulan
Selain ikan campuran dan gelembung, lanjut dia, kepiting bakau juga menjadi salah satu potensi unggulan hasil perikanan dan kelautan di Asmat.
Hanya saja potensi itu belum digarap secara maksimal, karena pengawasan terhadap aktivitas penangkapan dan pengumpulan kepiting bakau belum optimal.
“Kebanyakan kepiting yang dipasarkan di Timika, Papua Pegunungan itu dari Asmat sebenarnya. Daerah penghasil kepiting itu di Distrik Pulau Tiga yang mana berbatasan dengan Kabupaten Mimika. Kami belum mengoptimalkan pengawasan untuk menggenjot penerimaan daerah dari hasil kepiting ini, karena wilayah pengawasan cukup jauh dari ibu kota kabupaten,” katanya.
Sukartono Hadi menambahkan bahwa selain mengoptimalkan pendapatan dari perikanan tangkap, Dinas Kelautan dan Perikanan juga mendorong perikanan budidaya di Kabupaten Asmat.
Rata-rata produksi ikan budidaya di sana 34 ton per tahun. Hasil perikanan budidaya tidak dipasarkan keluar, tetapi hanya untuk memenuhi kebutuhan di Agats.
“ Ikan nila yang banyak dibudidayakan oleh kelompok-kelompok binaan. Kami punya wilayah-wilayah pengembangan ikan budidaya di antaranya di Kampung Bisman, Yepem, Per, Jetsy, Birak, di Distrik Agats, Yufri dan juga sebagian di Sawaerma seperti di Kampung Sauti dan Er,” ujarnya. (Redaksi)