Jayapura, PapuaLink.id – Tolikara darurat politik. Hal ini disampaikan Ketua Partai Nasional Demokrat (NasDem) Kabupaten Tolikara, Provinsi Papua Pegunungan, Benny Kogoya, yang juga selalu tim pemenangan pasangan calon (Paslon) Gubernur dan Wakil Gubernur Papua Tengah nomor urut 2, Befa Jigibalom-Natan Pahabol.
Ia mengklaim, situasi darurat politik itu bahkan terjadi usai pelaksanaan Pemungutan Suara Pemilihan Kepala Daerah pada 27 NovemberNovember lalu.
“Intimidasi, pengancaman, pengusiran bahkan ada saksi kami yang dikejar dengan senjata tajam,” kata Benny Kogoya, Jumat (14/12/2024)
Ia juga menyatakan, sejak hari pemungutan suara hingga saat ini, Kotak suara ditahan oleh tim sukses paslon lain yang terus melakukan intimidasi.
“Bahkan, mereka mengusir dan mengintimidasi saksi Paslon Befa Jigibalom-Natan Pahabol yang ingin hadir dalam tiap pleno tingkat distrik atau kecamatan, ” bebernya.
“Ada saksi kami yang dikejar dengan senjata tajam saat akan datang ke lokasi. Ini jelas terjadi dihadapan semua pihak yang berkepentingan. Kami sangat dirugikan,” tegas Benny lagi.
Benny juga mengaku sempat nyaris diamuk massa saat berada di kantor Distrik Karubaga untuk mengecek hasil penghitungan dan perolehan suara tingkat distrik.
“Lebih parah lagi, karena hingga kini belum dilakukan pleno penghitungan suara tingkat KPU Kabupaten Tolikara yang mana
KPU Kabupaten Tolikara sendiri saat ini sudah diambil alih oleh KPU Provinsi Papua Pegunungan sejak tanggal 6 Desember lalu, ” katanya menjelaskan.
Ia juga menyatakan ada sekelompok orang yang menjaga suara dan tidak membiarkan saksi paslon Befa Jigibalom-Natan Pahabol untuk ikut dalam proses rekapitulasi di tingkat manapun.
“Kami diancam bahkan dikejar dengan alat tajam akan dibunuh jika berani datang,” sesalnya.
Benny berharap kondisi darurat politik di Tolikara ini segera disikapi oleh pihak terkait, terutama KPU Papua Pegunungan, agar mengambil sikap tegas melakukan Pleno rekapitulasi suara.
“Harus segera dilakukan pleno agar jangan terus berlarut seperti ini.
Kami juga meminta agar pleno itu dilakukan diluar dari Tolikara ini atau tempat netral. Supaya kita meminimalisir hal yang kita semua tidak inginkan,” tegasnya.
Senada Usman Wanimbo selaku Ketua Tim Pemenangan pasangan calon gubernur dan wakil gubernur Papua Pegunungan, Befa Jigibalom-Natan Pahabol di Tolikara, yang meminta semua pihak bisa menghormati proses demokrasi yang berlangsung.
“Tolikara ini bukan punya satu orang saja. Mari kita hargai proses dan pilihan masyarakat. Kita tunggu pleno KPU. Jangan dengan cara intimidasi dan klaim sepihak seperti saat ini,” tutup Usman Wanimbo. (Redaksi)